Sabtu, 23/08/08; 13:00 Start dari Cirebon.
Seperti biasa akhlak orang-orang Indonesia yang selalu mendahulukan orang lain untuk dateng tepat waktu, akhirnya banyak diantara kita yang datang di 'markas" dengan tidak tepat waktu alias ngaret, sehingga kadwal pemberangkatan mundur 1 jam, tepat jam 14:00 kami berangkat menggunakan expass menuju Desa Palutungan.
Sabtu, 23/08/08 ; 14:15 Selang Radiator & Perempuan Cantik.
Dussshhh.....seperti petasan yang meledak serta jarum ampere meter menunjukkan ke suhu panas, Russanto terpaksa menghentikan Expass di daerah Jalaksana, membuka jok penumpang depan dan mencari-cari letak permasalahannya, wuihhhh....untuk ada emil yg biasa pegang expassnya om Joeneth, so dia deeply tau penyakit-penyakitnya. beruntung banget kita mogok tepat di depan bengkel so...pusing2 amat, akhirnya gw pinjam tang dan santo coba tuk masang klemnya meski akhirnya nyerah jg, mo ga mo tukang bengkel mesti dipanggil dan dengan seksama klem terpasang serta beberapa botol air kemasan dimasukkan kedalam radiator. Rp. 10.000 melayang berpindah ketangan si Aa.
Ada satu hal yang sampe gw sumpah, ternyata selagi mobil di repair, ujug-ujug melenggang gadis cuantik, betis mbunting padi, depan belakang oke pisan, pokoknya top markotop good mar so good, anggota pendakian cewek yg kita bawa jauh dibawah rata2 cakepnya di banding si Yayang mah.
Sabtu, 23/08/08 ; 15:15 Expass tekor & evakuasi timTepat dilapangan Bola Cigugur, kira-kira 500meter sebelum Desa Cisantana, mobil expass menyerah tak berdaya untuk membawa kami menuju pos palutungan. sambil menungu mobil Lamhuri untuk mengevakuasi seluruh anggota tim, kami membagi-bagikan sarung tangan kain dan masker ke seluruh anggota. beberapa diantaranya malah sudah mulai membuka perbekalan snack dan mulai mengunyahnya dengan pasti.
Kita ga tau pasti, jam berapa para wanita & Mang Ade sampai di Cigowong, yang jelas peserta terakhir yang samapi di pos-I Cigowong adalah Russanto yang mengalami gangguan mekanik pada motor trail yang ditumpanginya.
Ini sebenarnya bukan karena hawa dingin atau medan yang berat, tapi lebih dikarenakan terlalu banyak berhenti sehingga hawa gunung keburu nyelusup diantar pori-pori kulit kita, akhirnya dengan sangat menyebalkan api unggun dinyalakan sekedar menghangatkan badan. tak lupa ulah licik Mang Supri yang pura-pura berbaik hati membagi-bagikan snack dan minuman juice. Padahal gw tau tuch orang dah ga sanggup lagi bawa beban, artinya bawa badan diri aja dah ampun-ampunan apalagi bawa barang! Lumayan 1 pack 100ml juice jeruk gw embat dan gw simpen dibawah balok kayu bakal bekal turun gunung.
Setelah tidak lama melewati Sanghyang Ropoh, atau setelah kita mulai memasuki vegetasi yang mirip dengan kaliandra tapi dengan batang yang penuh gondok, kata si Tina seh:" seperti EE yang sengaja ditemplokin diranting-ranting"...dasar China jorok, mil...tapi loe tetep sayangkan?...Kebetulan kamipun berkenalan dengan seorang guru dari SMA 1 Kadipaten, tau siapa namanya lupa....nech orang tipikal sok you know bangeth. dia coba berkomunikasi dengan si alek menggunakan bahasa inggris, padahal tuh mister jg kaga bisa bahasa inggris, lha orang ukraina kok!...
Akhirnya Puncak terjejaki, patut saya tersenyum karena sampai dengan puncak tidak ada halangan yang
Minggu, 24/08/08; 12:00-an, Bobo Siang
Pasti kerana kurang tidur,pasti karena lelah...3 perempuan terlelap di bawah bayangan Cantigi gunung & edelweis. biarlah mereka lelap selelapnya yang penting bisa bangun lagi.....
Minggu, 24/08/08; 14:15 3 Tenda di Sisi Kawah
Setelah berjalan kesana-kemari bersama Mang Ade China, Akhirnya kita menemukan tempat yang layak untuk mendirikan 3 tenda untuk bermalam, kami (Gw, Atjeng, Chang Tao, Emil, Ade China dan Mang denih) mulai melakukan sterilisasi lokasi dan orientasi kondisi & topograpi. Ade china dan Denih mulai membabat ilalang sebagai dasar tenda sekaligus untuk meratakan permukaan tanah yg begitu miring. alhasil....setelah tenda didirikan lantai tenda terasa empuk dan layak untuk di malami.
Minggu, 24/08/08; 15:00 Lelah, Masak Kecuali Santo

Ampun euy...demi menjaga kualitas hidup, gw biarin aja mata ini lelap dan tidur didalam tenda, si Alex pun demikian...ga ketinggalan Neneng dan Atin meneruskan mimpi-mimpi indah mereka tentang Baso, Bebek Goreng dll...
Sementara Yani & Tina berkutat menyiapkan makan siang yg kesorean berupa Roti burger, beef slice goreng mentega, tomat iris, mayonais, saos tomat, keju kraft dan sayur selada bokor hijau...ga beda ama chang to yang terus hunting dengan "moment exotic" before sunset, bersama ade china, denih dan emil mereka berburu angle-angle, menjinakkan awan dan matahari.
Minggu, 24/8/08; 17:30 TIDAK BERKESAN
Angin seperti melakukan perlawan dan tidak lagi mengikuti perintah-KU, dia sukses menciutkan mental-mental seluruh peserta pendakian dan terlena berlindung didalam tenda masing-masing. kecuali ade china, Santo dan denih yang berjuang keras diantara angin dingin, mematangkan Sop dan Mie. menyesal , malam itu yang kami rencanakan akan membakar api unggun, pesta kembang api serta menghabiskan minuman hangat seperti jahe, bandrek dan teh hangat sirna. pun tak sebatang DJI SAM SOE membakar bibir gw....Maaf kawan-kawan, seperti nya malam tersebut kita gagal untuk menajdi lebih dekat, menjadi lebih bersaudara, anyway selamat Bobo...semoga lelah membuat tidur kita nikmat!!!
Senin,25/08/08; 03:45 Bandrek Hangat
Kebetulan di tenda kami (Ade China, Gw, Mang Denih, Supriyadi & Santo) juga merupakan gudang logistik, so pada saat Mang Ade terbangun, langsung ide cemerlang untuk sekedar menikmati sisa malam dipuncak, Kami mulai memasak air didalam tenda dan menuangkan Minuman Hnagat Bandrek "PIGEON" dari Cianjur. lha...lumayan tokh daripada dengerin santo ngorok.
ga berapa lama kemudian, suara Neng Atjeng dan Mbak Emil terdengar meminta tolong untuk dibuatkan menu yang sama, akhirnya mereka bergabung dalam tenda dan membiarkan mister alex sengsara sendiri....mampus loehhhhhh!!!... Finally, gw bisa menikmati sebatang DJI SAM SOE menjelang sunrise.
Senin,25/08/08; 05:05 SUNRISE
Aneh...Meski dingin tetap aja beberapa diantara kita ga mo kehilangan moment Sunrise, rela mereka kedingina untuk sekedar berfhoto dengan background semburat orange dan Puncak Gunung Slamet yang sombong. Saya hanya memperhatikan mereka dari dalam tenda dengan senyuman ketenangan, akhirnya pun dingin mereka mencoba mengambil sesuatu yang barangkali ada diantara mereka yang tidak akan lagi tidur di Puncak Ciremai ini. selamat Pagi kawan-kawan. semoga bahagia...
Senin,25/08/08; 06:50 Dis-order of Sarapan Pagi
Beras yg setengahnya diblender masuk kedalam panci! sayangnya bukan Santo yang memasak....padahal dia dah komit untuk jadi juru masak Istana. dibantu Atjeng, Mang Ade dan Mang Denih, 12 porsi bubur panas plus ati ampela tersaji dan menjadi mangsa kita kecuali mister yang ogah dan memilih tidur lebih lama lagi, dasar.....
Senin,25/08/08;10.00 Buburak & Fhoto Bersama
Sesuai rencana, pada jam 10an kami melakukan "buburak" meruntuhkan tenda, re-packing dan sedikit bebersih. setelah semuanya beres kami menuju bidang lapang di puncak dan melakukan fhoto bersama dan fhoto-fhoto pribadi.
Senin,25/08/08;11:10 Guwa Walet
Seperti Janji kita bahwa kita pasti mampir ke guwa walet untuk berfhoto-fhoto, semua ransel dan tas kami tinggal dipersipangan, kecuali gw semua orang turun me mulut guwa dan berpose. sorry...gw jaga tas, so jangan mikir gw ego ga mo turun and naek lagi!
Senin,25/08/08; 12:an Turun Gunung
Kami terpecah menjadi beberapa bagian, sampai-sampai ade istilah "JAGA PASANGAN MASING-MASING", ga tau jam berapa kami dapat berkumpul setelah Pasangrahan, kotak obat mulai dibuka, Neurobion langsung habis dan beberapa kaki harus ditambah handyplast untuk mencegah lecet.
Perjalanan kami lanjutkan dengan mendahulukan Mang Ade dan Mang Denih sebagai start-man, ini lebih dikarenakan beban mereka sangat jauh lebih berat daripada kita-kita, so mereka dapat berlari dan mengefisienkan tenaga.
Dua orang Drop, Atin dan Yani, ini sungguh diluar dugaan, tadinya sy pikir yang akan ng-drop adalah Pak Supriyadi. Analisa kita, mereka terlalu banyak menekuk lutu untuk berperosotan menuruni rute turun, padahal ga perlu ampe begono yang terpenting adalh pijakan yang tepat disertai keseimbangan badan. anyway kami terus berjalan cepat...dan si Neneng sempat terjatuh setelah blok arban, kepalanya ke jedak ke tanah...dia pikir ga da yang tau padahal atjeng ngeliat tp pura-pura buang muka, ha..ha..ha....
Senin, 25/08/08; 14:20 Cigowong
Mang Ade China, Mang Denih dan Mister berhasil mencapai Pos-I Cigowong jam 2-an lebih,Sedangkan Gw, Neneg, Emil & Tina berhasil menyusul dikisaran jam 15.05. begitu kita datang sudah disiapkan beberapa pilihan menu minum hangat diantaranya teh panas, jahe panas dan bandrek serta susu. gw sempet mual dan terpaksa dikeluarkan tiga gelas susu yang kadung bersemayam diperut gw. setelah itu keluar " lega " rasanya.
Jam 16:30, rombongan terakhir tiba di Cigowong, dan supri meminta saya untuk menyiapkan 2 ojek untuk evakuasi atin & yani, dengan sangat terpaksa permintaan tersebut ditolak dengan pertimbang bahwa penggunaan 2 buah ojek akan membuat mental peserta yang lain jatuh, pun saya melihat keadaan umum kedua orang tersebut tidak separah yang mereka pikirkan, keadaan tersebut adalah merupakan lebih kepada jatuhnya mental bukan lebih karena keaadaan kaki.
Terbukti, mereka pun masih dapat tetap berjalan menuju Desa Palutungan, meski pada akhirnya ditengah jalan mereka dijemput oleh kang Baron, salah satu Ranger TNGC dengan motor trail putih no 26.
Senin, 25/08/08; 19.15 Selamat Tinggal Palutungan
Setelah kami menghantar Mang Ade Dan Mang Denih ke pertigaan
balai penelitian pertanian untuk menaiki bus jurusan cikijing, Kami dengan keadaan masih berdesakan bergerak menuju kota Cirebon, ada kejadian menarik tepat di kota Kuningan, Mobil kami hamper menghantam sebuah truk dikarenakan kagok oleh kendaraan yang ada didepan kami, ternyata mereka sedang asyik bermesraan didalam mobil sehingga tiudak lagi memperhatikan kondisi lalu lintas disekitarnya, kupret…dasar!!!...
Senin, 25/08/08; 21:45 Nol
Terima kasih, terimakasih karena telah bergabung dalam Tim Pendakian Gunung Ciremai 23~25 Agustus 2008, Kesusahan, jerih payah dan kesenangan menjadi satu ditempat itu, dan kita berhasil untuk tidak memilah dan memilihnya tapi kepada lebih untuk menikmatinya.
Mohon maaf, jika banyak hal yang tidak berkenan, baik berupa fasilitas, kata-kata dan hal-lainya, tapi tidak berlebih bila kami katakan bahwa hal tersebut diperlukan untuk lebih menyatukan tim dalam kebersamaan, persaudaraan dan persahabatan.
Selamat Berjuang…masih banyak jalan menanjak dan terjal, masih banyak angin yang lebih besar yang akan mungkin mendera kita. Sampai berjumpa di expedisi lainnya. Thanks…
1 komentar:
boleh juga kesan dan tampilan gaya bahasanya..kaya'nya lo juga kudu jadi freelance di surat kabar dech...kalo' lo sering naek - turun ciremai, kenapa ga' gabung ajah sama team ciremai buat sekalian observed vegetasinya segala ? (hahaha.. kerjaan baru kale' ya...)
Posting Komentar